Bersyukurlah kalian yang dekat dan tak harus banyak berjuang untuk dapat berdekatan..

Yang Terakhir

Ini terakhir kalinya aku menulis tentang kamu.

Iya, aku berjanji ini yang terakhir kali.

Tolong ingatkan aku, bila kelak aku mengingkari janji ini.

Tentang kamu,
yang pernah kupertahankan setengah mati
Tentang kamu,
yang pernah kucinta dan kubenci

Bahwa bahagiaku saat ini adalah karena keegoisanmu, ketegaanmu meninggalkanku demi cinta yang lain

Ini terakhir kalinya aku mengingat
Kamu, yang pernah kusebut segalaku..

Terima kasih ya 🙂

Dear You #8 Aku Ingin

Jika perempuan-perempuan lain ingin dicukupkan segala kebutuhannya, kemewahan dalam hidupnya,
Aku tidak seperti itu..
Kalau hanya untuk membeli tas, sepatu, siapapun juga mampu..
Kalau hanya harta, lelaki manapun bisa memenuhi itu..

Aku perempuan dengan keinginan-keinginan sederhana..

Aku ingin kamu menyayangiku setulus hatimu,
Aku ingin kamu mencintaiku sepanjang hidupmu,
Aku ingin kamu menjadikanku satu-satunya perempuan yang kamu istimewakan setelah ibu dan adikmu..
Aku ingin kamu menghormati, menyayangi keluargaku..

Aku ingin kamu cintaiku apa adanya,
dan aku tak ingin kamu masih mencari yang tak ada padaku di diri orang lain.

Namun lebih dari itu semua,
Aku ingin hidup, menua, dan berjalan beriringan bersamamu
mendampingimu kini, hingga nanti..

Ternyata kamu …

Dalam sebuah kedai kopi bernuansa klasik yang tidak terlalu ramai, aku duduk berhadapan denganmu. Duduk diam, tidak memesan apa-apa. Aku yang mendadak minta bertemu denganmu hari ini di sini.

“Ternyata kamu memang ga sesayang itu sama aku..”
Aku membuka percakapan.

“Maksud kamu?” Kamu memandangku tak mengerti.

“Kamu ga pernah mencintaiku.. Bahkan ga pernah berusaha dan ingin menyayangiku..”

“Kamu salah, sayan..”

Kututup bibirmu dengan jemariku.

“Kamu bilang aku salah? Aku punya hati, aku bisa merasakan jika seseorang punya rasa yang tulus sama aku..”

Tak ada jawabmu.

“Inginku sederhana saja. Aku ingin kamu. Kamu yang menyayangi dan mencintaiku. Apa adanya aku. Tapi kamu ga begitu, sayang. Ekspektasimu padaku terlalu tinggi. Kamu ga bisa menyamakanku dengan mantan-mantanmu itu. Kamu …”

Kalimatku terhenti. Dadaku terlalu sesak. Air mataku tumpah.

Pertama kalinya aku menangis di hadapan orang lain selain Ayah dan Ibuku.

Dan kamu hanya diam. Menatapku dengan pandangan yang sulit kuartikan.

“Jangan nangis…”lirih suaramu di antara isakku.

Bahkan memelukku pun tak kamu lakukan.

Kurang apalagi untuk membuktikan bahwa kamu memang tak mencintaiku.

“Padahal pintaku hanya sederhana. Aku hanya ingin kamu jadi yang pertama mengecup keningku di hari ulang tahunku ini. Aku ingin sesuatu yang spesial dari kamu yang ga akan kulupakan seumur hidupku, sesuatu yang ga mungkin orang lain berikan padaku selain kamu. Hanya itu..” ucapku terbata.

“.. Tapi kamu ga ngerti. Kamu ga ngerti bagaimana memperlakukan seorang wanita semestinya.. Atau, karena aku bukan seseorang yang kamu inginkan adanya di hidupmu sehingga kamu memperlakukanku seperti ini..”

Kali ini kamu mendekat ke arahku. Meraih wajahku dan merangkumnya dalam telapak tanganmu.

“Lalu.. Sekarang apa yang harus aku lakukan?aku.. Aku benar-benar ga ngerti..”

“Jika kamu cinta aku, kamu pasti mengerti. Ingat-ingatlah apa yang telah kita lalui selama beberapa waktu ini. Apa yang telah kamu lakukan padaku. Belajarlah untuk mencintaiku dulu.. ”

Perlahan kulepaskan cincin yang menghiasi jari manisku dan kuberikan padamu. Cincin yang dulu kamu lingkarkan di jemariku saat perjodohan kita beberapa bulan lalu.

“Aku bisa menunggu.. Karena aku selalu mencintai kamu .. sejak pertama kita bertemu..”

Pilu. Hatiku ngilu. Kutinggalkan kamu sendiri di situ.

DEAR YOU #7 Mencintaimu, Menerimamu …

“Menerima adalah setinggi tingginya mencintai. Termasuk di dalamnya menerima keegoisan, kemarahan, dan keangkuhan kah? Saya sendiri masih mencari tau.” -chachathaib

Sependapat dengan Chacha, saya pun begitu. Saya masih mencari tau.
Quote di atas membuat saya merenungi berbagai peristiwa yang telah saya lalui bersama dia, yang insya Allah akan menjadi masa depan saya.

Jika kita mencintai seseorang, rasanya he/she’s my everything..

Ya, dengan mencintai sudah pasti kita mau menerima dia. All in one. Satu paket.

Tapi tunggu dulu, apa kita bisa menerima egoisnya dia? Angkuhnya dia? dan hal-hal menyebalkan lainnya dari dia..
Mungkin dari luar dia tampak sempurna.

Tanpa cela.

Sampai kemudian seiring berjalannya waktu, terkuaklah semua.
Ternyata dia tidak sesuai yang kita harapkan.

Dia tidak seperti apa yang kita bayangkan. Dia tidak seperti dia yang dulu. Dia tidak seperti yang kita mau.
Dia yang ….
Ah, masih banyak ungkapan lain yang intinya.. Kenyataan yang ada tak sesuai harapan kita.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?
Hati sudah terlanjur jatuh, pada apa yang mereka sebut itu cinta..
Mau tak mau kita menerima, kan?
Ya, begitulah seharusnya..

So,..
Itulah yang sedang saya coba lakukan..

Menerima,
dan tidak menuntut ia untuk jadi seperti apa yang saya mau
Menerima,
bahwa ia adalah seseorang yang berbeda dengan masa lalu saya
Menerima,
ketidakpekaannya, ketidakromantisannya, keegoisannya..

sambil berdoa semoga ia pun melakukan hal yang sama pada saya..
menerima saya sebagaimana saya menerimanya..
mencintai saya sebagaimana saya mencintainya..

Saya berharap siapa pun yang membaca tulisan ini akan berkata “aamiin” untuk saya & dia..

Aamiin ;))

DEAR YOU #6 KAMU, DI MATA SAYA …

Tahukah kamu,

Sesungguhnya bukan yang seperti kamu yang saya inginkan
Sebenarnya bukan kamu yang selama ini hadirnya saya nantikan

Bukan kamu,
Kamu yang miliki semua yang setiap lelaki idamkan
Tubuh ideal, wajah tampan
gelimang harta dan kecerdasan
juga kepatuhan pada Tuhan

Tahukah kamu,
di mata saya, kamu hampir sempurna
benar-benar di luar ekspektasi saya

Namun yang kamu harus tahu,
Saya melihatmu dengan hati
Saya tidak ingin buta dan dibutakan
oleh semua ke-hampirsempurna-anmu itu

Yang baru saya sadari adalah
di balik ke-hampirsempurna-anmu
ternyata masih banyak dalam dirimu yang tidak saya mengerti
masih banyak dalam dirimu yang harus siap saya terima apa adanya

dan keputusan saya menjadi istri kamu,
adalah sebuah tanggung jawab besar, lebih besar dari ego saya sendiri,
lebih besar dari keinginan saya yang lain.

Untuk itu semua, saya masih harus banyak belajar
agar siap melangkah di bawah keikhlasan orang lain

yang tak lain adalah kamu, calon suamiku..

Seseorang yang telah dipersiapkan oleh Tuhan,
dan disesuaikan untuk saya dengan segala kepantasan..

bahagiaku, bahagiamu, bahagia kita

Malam ini hujan turun lagi
Sekejap memancing rasa yang telah lama tenggelam di dasar hati
Mungkin hujan tercipta dari bait-bait rindu yang tak tersampaikan
Hingga mengiris perih hati ketika kuteringat kamu
Pilu, mengingat saat bersamamu

Kita yang pernah ditakdirkan untuk bersama, meski ternyata tidak untuk selamanya
Segalanya sudah pernah kita lalui
Berdua saja
Bersama
Tidak lama, namun tidak pula sesaat
Sampai kemudian kamu menjadikan ‘dia’ di antara ‘kita’
dan terjadilah satu hal yang tak pernah terbayangkan olehku
Kamu lelah, kamu menyerah dan memohon untuk berpisah

Bertahun kutangisi, kusesali,
Mengunci rapat pintu hati
Menjaganya agar tak terluka lagi

Sampai akhirnya dengan ajaibnya Tuhan kirimkan pengganti
Sungguh, tak pernah terbayangkan olehku dapat mencintai lagi
Setulus rasaku untukmu, sebesar cintaku padamu, bahkan lebih besar lagi

Terima kasih, kamu
Masa laluku
Selamat untuk bahagiaku, bahagiamu
Bahagianya kita
pada akhirnya
Walau tak lagi bersama

I’ve never had a dream come true
Till the day that I found you

I never found the words to say
You’re the one I think about each day

I know no matter where life takes me to
A part of me will always be with you

– Never had a dream come true by S Club 7

DEAR YOU #5 KITA DAN JARAK

Tak ada pasangan di dunia ini yang ingin terpisah walau sedetik saja. Apalagi jika usia hubungannya terbilang ‘baru’, baru jadian, baru nikah.. 

Seperti itulah yang terjadi pada saya dan si mas. Kurang lebih hubungan kami dari perkenalan sampai sekarang menginjak usia dua bulan. Kalau diibaratkan bayi saat ini sedang lucu-lucunya (lho?). 

Saya dan si mas terpisahkan tembok Long Distance Relationship (LDR) yang disponsori oleh selat sunda. Selama dua bulan ini kami baru bertemu muka empat kali weekend, tiga kali saat saya pulang ke Jakarta dan sekali saat si mas berkunjung ke tempat saya bekerja saat ini. Selebihnya kami lebih banyak berkomunikasi lewat telepon dan chat BBM dan whatsapp.

Ga usah ditanya deh gimana rasanya. Apalagi kalau lagi kangen-kangennya. Malam minggu cuma bisa bengong sendiri di kostan. Menyedihkan. Ya mau gimana lagi. Tapi menurut saya, hubungan LDR saya dan si mas ini tidak terlalu berat karena memang dari awal kita sudah terpisah. Bukan awalnya kita sama-sama lalu dipisahkan jarak. 

Kalau dipikir-pikir saya ini mungkin termakan kata-kata sendiri. Duluuu sekali saya pernah bilang kapok ah LDR, ga mau lagi deh, dan berbagai sumpah serapah lainnya mengutuk LDR. Yaa wajarlah karena dulu hubungan saya tidak berakhir sukses karena LDR jadi saya takut lah jika harus LDR-an lagi.

Tapiii.. Kenapa Tuhan sekarang membiarkan saya terlibat dalam per-LDR-an lagi?. Why God why?.

Entahlah.

Mungkin Tuhan ingin memberitahu saya, tidak selamanya LDR itu berakhir pahit. Semua tergantung individu pelakunya. Mungkin Tuhan ingin mengobati trauma saya dengan menghadirkan sosok yang berbeda. Mungkin juga Tuhan ingin menjaga saya dan si mas dari godaan syaitan yang terkutuk jika sering berdua-duaan. Mungkin… 

Mungkin Tuhan ingin mengajarkan kami tentang rasa sabar dan keikhlasan..

Bahwa jarak tidak memisahkan, ia menghubungkan..

 

 

Jika suatu hari kamu rindu dan ragaku terlalu jauh untuk kamu rengkuh,
berdoalah..
Agar kita dikuatkan, atau kita diberikan rezeki berlebih untuk bertemu.

Jika suatu hari salah satu dari kita merasa tersisihkan oleh semua kesibukan,
Mengertilah..
Bahwa kita sama-sama sedang berusaha, agar kelak kita dapat bersama dan kita tak perlu berusaha sekeras ini, untuk membayar semua waktu kita yang terpisah seperti saat ini..

Jika suatu hari salah satu dari kita tidak yakin akan semua yang sedang kita jalani,
Berusahalah..
Agar kita diberikan jalan, dan kemantapan hati untuk dapat melalui semua ini..

Jika suatu hari kamu mencari sosok untuk kamu rengkuh dengan erat,
cobalah tetap tenang..
Biarlah Tuhan yang menjaga langkahmu, menggenggammu erat dan membuatmu aman setiap waktu..

Jika suatu hari kamu kebingungan menentukan langkah, sedangkan aku terlalu fana untuk dapat kamu andalkan,
Yakinlah..
Jalan apapun yang kamu ambil, selama itu untuk kebaikan kita bersama, aku di sini akan selalu mendukungmu dan memberikan semangat melalui setiap permintaanku kepada Tuhan.

Jika suatu hari salah satu dari kita ingin mengakhiri ini semua,
Ingatlah..
Kita pernah memutuskan untuk bersama, saling jatuh cinta dan berharap pada mimpi yang pernah kita bangun. Berkomitmen menjalani semua, dan saling menjaga segala rasa..
Dan ingatlah,
ada kelelahan yang tak dapat kita sembunyikan dalam menjalaninya, tapi akan ada penyesalan yang terukir pasti dan juga tenaga yang terkuras habis apabila suatu saat nanti kita memutuskan berjalan sendiri.

Untuk kamu yang kucintai dari jauh..
bersabarlah..
Aku di sini.. dengan rindu yang menumpuk,
dan cinta yang tak kalah banyaknya..
Aku akan pulang, kembali padamu..
Selalu..